Selasa, 29 Mei 2012



Paper Sejarah Sosial Politik Indonesia
“ 1999 sampai 2012 “




Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Dari tahun 1999 Indonesia mengalami masa yang dikenal dengan masa Reformasi. Banyak perubahan dalam kehidupan sosial politik Indonesia sejak Indonesia dipimpin oleh Habibi hingga Susilo Bambang Yudhoyono saat ini. Perkembangan demokrasi menuju perbaikan tatanan negara yang lebih baik menjadi harapan rakyat Indonesia ditengah krisis yang melanda perekonomian Indonesia kala itu. Akibat krisis terebut maka banyak terjadinya pergantian pemimpin yang diharapkan bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Mulai dari masa pemerintahan Habibi sampai sekarang banyak yang menilai bahwa reformasi belum sepenuhnya berjalan sesuai kehendak rakyat. Terbukti bahwa rakyat masih menuntut perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan, bahkan banyak daerah di Indonesia ingin melepaskan diri menjadi negara sendiri, seperti kasus Timor Timur, Aceh dan Papua.
Walaupun rakyat belum merasa puas dengan kinerja dari beberapa pemimpin dari awal reformasi sampai sekarang namun rakyat masih berharap akan adanya sebuah perubahan yang mendasar yang dapat dirasakan rakyat secara menyeluruh.



Rumusan masalah
Bagaimana kondisi politik dan sosial Indonesia pada tahun 1999 sampai 2012 ?
Bagaiamna pemerintahan Indonesia dari tahun 1999 sampai 2012?
Bab II
Pembahasan

·         Masa Pemerintahan Habibi (1998 - 1999)
Setelah B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998. Tugas Habibie menjadi Presiden menggantikan Presiden Soeharto sangatlah berat yaitu berusaha untuk mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997.
Habibie yang manjabat sebagai presiden menghadapi keberadaan Indonesia yang serba parah, baik dari segi ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Habibie adalah berusaha untuk dapat mengatasi krisis ekonomi dan politik. Langkah – langkah yang tersebut yaitu :
Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI.
Dalam bidang politik, presiden Habibi melakukan perbaikan dan pembaruan dalam berbagai bidang antaranya :
1.      Kebebasan Berpendapat
Pada masa pemerintahan Habibie, orang bebas mengemukakan pendapatnya di muka umum. Presiden Habibie memberikan ruang bagi siapa saja yang ingin menyampaikan pendapat, baik dalam bentuk rapat-rapat umum maupun unjuk rasa atau demontrasi. Namun khusus demontrasi, setiap organisasi atau lembaga yang ingin melakukan demontrasi hendaknya mendapatkan izin dari pihak kepolisian dan menentukan tempat untuk melakukan demontrasi tersebut. Hal ini dilakukan karena pihak kepolisian mengacu kepada UU No.28 tahun 1997 tentang Kepolisian Republik Indonesia. Untuk menjamin kepastian hukum bagi para pengunjuk rasa, pemerintahan bersama (DPR) berhasil merampungkan perundang-undangan yang mengatur tentang unjuk rasa atau demonstrasi. adalah UU No. 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
2.       Masalah Dwifungsi ABRI
Menanggapi munculnya gugatan terhadap peran dwifungsi ABRI menyusul turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan, ABRI melakukan langkah-langkah pembaharuan dalam perannya di bidang sosial-politik.
Setelah reformasi dilaksanakan, peran ABRI di Perwakilan Rakyat DPR mulai dikurangi secara bertahap yaitu dari 75 orang menjadi 38 orang. Langkah lain yang di tempuh adalah ABRI semula terdiri dari empat angkatan yaitu Angkatan Darat, Laut, dan Udara serta Kepolisian RI, namun mulai tanggal 5 Mei 1999 Polri memisahkan diri dari ABRI dan kemudian berganti nama menjadi Kepolisian Negara. Istilah ABRI pun berubah menjadi TNI yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara

3.      Reformasi Bidang Hukum
Pada masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie dilakukan reformasi di bidang hukum Reformasi hukum itu disesuaikan dengan aspirasi yang berkembang dimasyarakat. Tindakan yang dilakukan oleh Presiden Habibie untuk mereformasi hukum mendapatkan sambutan baik dari berbagai kalangan masyarakat, karena reformasi hukum yang dilakukannya mengarah kepada tatanan hukum yang ditambakan oleh masyarakat.
4.      Sidang  Istimewa  MPR
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, telah dua kali lembaga tertinggi Negara melaksanakan Sidang Istimewa, yaitu pada tahun 1967 digelar Sidang Istimewa MPRS yang kemudian memberhentikan Presiden Soekarno dan mengangkat Soeharto menjadi Presiden Rebuplik Indonesia. Kemudian Sidang Istimewa yang dilaksanakan antara tanggal 10 – 13 Nopember 1998 diharapkan MPR benar-benar menyurahkan aspirasi masyarakat dengan perdebatan yang lebih segar, lebih terbuka dan dapat menampung, aspirasi dari berbagai kalangan masyarakat. Hasil dari Sidang Istimewa MPR itu memutuskan 12 Ketetapan.
5.       Pemilihan Umum Tahun 1999
Presiden Habibie kemudian menetapkan tanggal 7 Juni 1999 sebagai waktu pelaksanaan pemiliahan umum tersebut. Selanjutnya lima paket undang-undang tentang politik dicabut. Sebagai gantinya DPR berhasil menetapkan tiga undang-undang politik baru. Ketiga udang-undang itu disahkan pada tanggal 1 Februari 1999 dan ditandatangani oleh Presiden Habibie. Ketiga udang-udang itu antara lain undang-undang partai politik, pemilihan umum, susunan serta kedudukan MPR, DPR dan DPRD. Pemilu ini diikuti oleh 48 partai politik dan dimenangkan lima partai besar yaitu, PDIP, Golkar, PPP, PKB dan PAN.
6.      Sidang Umum MPR Hasil Pemilihan Umum 1999
Setelah Komisi Pemilihan Umum berhasil menetapkan jumlah anggota DPR dan MPR, maka MPR segera melaksanakan sidang. Sidang Umum MPR tahun 1999 diselenggarakan sejak tanggal 1 – 21 Oktober 1999. Dalam Sidang Umum itu Amien Rais dikukuhkan menjadi Ketua MPR dan Akbar Tanjung menjadi Ketua DPR. Sedangkan pada Sidang Paripurna MPR XII, pidato pertanggung jawaban Presiden Habibie ditolak oleh MPR melalui mekanisme voting dengan 355 suara menolak, 322 menerima, 9 abstain dan 4 suara tidak sah. Akibat penolakan pertanggungjawaban itu, Habibie tidak dapat untuk mencalonkan diri menjadi Presiden Republik Indonesia.
Akibatnya memunculkan tiga calon Presiden yang diajukan oleh fraksi-fraksi yang ada di MPR pada tahap pencalonan Presiden diantaranya Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, dan Yuhsril Ihza Mahendra. Namun tanggal 20 Oktober 1999, Yuhsril Ihza Mahendra mengundurkan diri. Oleh karena itu, tinggal dua calon Presiden yang maju dalam pemilihan itu, Abdurrahaman Wahid dan Megawati Soekarnoputri. Dari hasil pemilihan presiden yang dilaksanakan secara voting, Abudurrahman Wahid terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 21 Oktober 1999 dilaksanakan pemilihan Wakil Presiden dengan calonnya Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz. Pemilihan Wakil Presiden ini kemudian dimenangkan oleh Megawati Soekarnoputri.
Dalam bidang Sosial Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, pemerintahan Habibie berusaha keras untuk melakukan perbaikan. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintahan Habibie untuk meperbaiki perekonomian Indonesia antaranya :
  • Merekapitulasi perbankan
  • Merekonstruksi perekonomian Indonesia.
  • Melikuidasi beberapa bank bermasalah.
  • Manaikan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat hingga di bawah Rp.10.000,-
  • Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF.
Akibat dari melemahnya perekonomian maka dalam kehidupan sosial berdampak banyaknya kemiskinan, pengangguran, kriminalitas dan keluarnya Timor Timur sebagai negara sendiri atas referendum yang diberikan pemerintah Indonesia dan campur tangan PBB pada 30 Agustus 1999.
·         Masa Pemerintahan  Abdulrahman Wahid (1999 – 2001)

Setelah dilantiknya Abdulrahman Wahid pada 20 Oktober 1999dimulailah masa pemerintahan Abdul Rahman Wahid. Langkah – langkah yang diambil Gus Dur antara lain
1.      Meneruskan kehidupan yang demokratis seperti pemerintahan sebelumnya
( memberikan kebebasan berpendapat dikalangan masyarakat minoritas, kebebasan beragama, dan memperbolehkan kembali penyelenggaraan budaya Tiong Hua).
2.      Merestruksi lembaga pemerintahan seperti menghapus departemen yang dianggap tidak efisien ( menghilangkan Departemen Penerangan dan Sosial untuk mengurangi pengeluaran anggaran dan membentuk Dewan Keamanan Ekonomi Nasional).
3.       Kunjungan ke negara lain gencar dilakukan Gus Dur sehingga mencitrakan Indonesia yang berbeda dengan masa orde baru yang terlihat sangat totaliter dengan demokrasi yang rendah, karena hal ini lah maka Indonesia mendapat respon positif dari dunia sehingga meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi terutama perdagangan.
4.      Menyetujui pergantian nama Irian Jaya menjadi Papua.
5.      Gus Dur juga ingin mengadakan referendum Aceh, untuk memilih merdeka atau bergabung dengan RI. Namun hal ini dibantah oleh pemerintah Karena bila diadakan jajak pendapat, maka kemungkinan besar raykat aceh akan memilih untuk merdeka. Lalu Gus Dur mengurungkan niatnya, dan hal ini membuat rakyat Aceh kecewa hingga dibentuklah Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Karena banyak keputusan yang dinilai tidak sesuai dengan perundang - undangan dan terkesan semaunya sendiri maka MPR tergerak untuk menggelar sidang istimewa dengan dalil meminta pertanggungjawaban Presiden yang direncanakan pada 1 Agustus 2001. Karena hal tersebut Gus Dur mengancam akan membubarakan MPR dan DPR bila agenda sidang tidak diubah. Karena tidak kesepakatan antara ketua MPR Amien Rais dengan Gus Dur maka MPR sepakat mengajukan sidang istimewa menjadi 23 Juli 2001. Gus Dur kemudian mengeluarkan Dekrit yang berisi :
1.      Membekukan MPR – DPR
2.      Mengembalikan kedaulatan rakyat ke tangan rakyat Indonesia serta membentuk badan – badan yang diserahkan untuk mengadakan Pemilu satu tahun
3.      Membekukan patai Golkar sambil menunggu keputusan Mahkamah Agung
Dekrit tersebut tidak dipedulikan oleh MPR dan DPR serta rakyat pada umumnya. 23 Juli 2001 secara resmi Presiden Abdulrahman  Wahid diagnti dengan Megawati Soekarno Putri sebagai presiden.
Sedangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat masa pemeritahan Abdulrahman Wahid masih mengalami kesulitan dalam bidang ekonomi walupun sudah terdapat berbagia kebijakan untuk mengurangi dampak krisis moneter era sebelumnya,sedangkan dalam kehidupan sosial masih banyak praktik korupsi ditambah lagi denagan bertambahnya jumlah penduduk yang terus terjadi ini membuat kemiskinan meluas.
·         Masa Pemerintahan Megawati ( 2001 – 2004)

Megawati dilantik menjadi presiden tanggal 23 Juli 2001keberhasilan yang dicapai masa pemerintahan Megawati:
1.      Menstabilkan fundamen ekonomi makro meliputi inflasi, BI rate, pertumbuhan ekonomi, kurs rupiah terhadap dolar, angka kemiskinan.
2.      Melakukan stabilisasi kondisi polhukkam dalam negeri peninggalan pemerintahan sebelumnya (1998-2001) yang penuh dgn “kegaduhan” sehingga Indonesia bisa kembali membangun.
3.      Memberikan kondisi yang kondusif bagi legislatif untuk melakukan fungsi legislasinya sehingga banyak UU yang telah disahkan pada masa kepemimpinan mega dibandingkan masa pemerintah lain.
4.      Melakukan pembangunan infrastruktur yang vital diantaranya meliputi Tol Cipularang (Cikampek-bandung), Tol Cikunir, Jembatan Suramadu Jatim, Rel ganda Serpong - Jakarta, Rel ganda Jakarta – Bandung, dan banyak pembangunan infrastruktur lainnya.
5.      Mulai melakukan pemberantasan KKN diantaranya dengan keberanian menusakambangkan dan memenjarakan kroni Soeharto (Tommy Soeharto, Bob Hasan, dan Probosutedjo), serta menangkap konglomerat bermasalah Nurdin Halid.  KPK didirikan pada masa pemerintahan Megawati.
6.      Berhasil menyehatkan perbankan nasional yang collapse setelah krisis ekonomi 1998 terbukti dengan dibubarkan BPPN pada Februari 2004 yang telah selesai melaksanakan tugasnya. Hasilnya bisa dirasakan saat ini perbankan nasional menjadi relatif sehat.
7.      Indonesia berhasil keluar dari IMF pada tahun 2003 yang menandakan Indonesia sudah keluar dari krisis ekonomi yg terjadi sejak tahun 1998 dan Indonesia yang lebih mandiri.
8.      Berhasil membeli pesawat tempur Sukhoi dan heli Mi-35 dari Rusia tanpa perlu gembar gembor dan memberatkan APBN. Ini juga menjaga citra kemandirian Indonesia dari kooptasi Negara adi daya Amerika Serikat.
9.      Berhasil menghasilkan 45 milyar dolar AS dari penjualan LNG Tangguh ke China, Korea dan Meksiko selama 20 tahun ke depan. Harga kontrak dapat dievaluasi setiap 4 tahun.
10.  Berhasil mengungkapkan para pelaku terorisme diantaranya bom Bali I dan II yang telah menewaskan ratusan orang yaitu dengan menangkap Amrozi, Imam samudra, Mukhlas, dan Al faruq. Dan kasus pengeboman lain yaitu bom JW Marriot, Kedubes Australia, serta bom BEJ dan Medan, sehingga pemboman pada tahun berikutnya menjadi relatif berkurang.
11.  Melakukan diplomasi internasional dengan pihak Swedia sehingga Swedia bersedia menangkap Hassan Tiro, Malik Mahmud, dll, dengan tuduhan melakukan terorisme di Indonesia (pemboman BEJ dan Medan. Malik Mahmud dibebaskan setelah ada perjanjian Helshinki karya Jusuf Kalla.
Ada kegagalan dalam pemerintahan Megawati, seperti :
Pada masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri mungkin dirasakan kurang memuaskan bagi beberapa kalangan di masyarakat Indonesia, seperti kalangan buruh dan pegawai swasta. Megawati dianggap gagal melaksanakan agenda reformasi dan tidak mampu mengatasi krisis bangsa. Menurut beberapa pengamat politik dan pemerintahan, kebijakan pemerintah Megawati sepanjang tahun 2002  cenderung mengabaikan aspirasi rakyat dan hanya berorientasi pada kepentingan kalangan tertentu serta tidak mampu melepaskan Indonesia dari tekanan pihak-pihak asing, kegagalan diplomasi Indonesia sehingga kepulauan Sipadan-Ligitan lepas dari Indonesia, serta kasus penjualan saham Indosat, gejala munculnya pola lama dalam pemerintahan Megawati yaitu pendekatan represif dalam menyelesaikan masalah dan sakralisasi lembaga kepresidenan, kegagalan partai politik yang terlibat dalam pemerintahan gotong royong dalam mengartikulasi kepentingan rakyat, tak ada upaya pemberantasan KKN, sebaliknya praktik korupsi makin terang-terangan dan meluas, kebijakan pemerintah yang memberi pengampunan terhadap sejumlah koruptor jelas mengingkari nilai keadilan.
Kegagalan Pemerintahan Megawati dalam menjalankan Reformasi Birokrasi ini mengakibatkan kepercayaan rakyat terhadap Presiden Megawati menjadi menurun akibatnya dalam pemilihan Presiden secara langsung Rakyat menaruh harap perubahan pada pasangan SBY – JK. Hasil Akhir Pemilihan Presiden RI Putaran 1 tgl. 5 Juli  2004. Sumber data : KPU.Ranking   
Pasangan Capres
Suara
Persen
1.      Susilo B.Y. - J. Kalla
36.070.622
33.58 %
2.      Megawati - Hasyim M.
28.186.780
26.24 %
3.      Wiranto-Sallahudin W.
23.827.512
22.19 
4.      Amien Rais - Siswono Y.H.
16.042.105
14.94 %
5.      Hamzah H. - Agum G
3.276.001
3.05 %
Jumlah suara
107.403.020
100%

Dengan demikian pasangan Susilo B. Yudhoyono / Jusuf Kalla dan Megawati / Hasyim Muzadi berhak maju ke putaran ke 2 pemilihan Presiden tgl. 20 September 2004.

Rekapitulasi Surat Suara
Surat Suara                            Jumlah
Sah                                         107.403.020
Tidak sah                               2.746.937
Pendaftaran tambahan           470.337
Rusak                                     1.200.397
Tidak terpakai / Golput (?)    30.181.391
Hasil Final Pemilu Presiden Ke 2  Tgl. 20 September 2004
Presiden RI Terpilih Periode 2004 – 2009
            
Rekapitulasi Suara :
Jumlah Suara Sah : 114.256.054
Jumlah Suara Tidak Sah : 2.405.651
Total Suara Nasional : 116.662.705  
Sumber data : Keputusan KPU, Senin 4 Okt. Jam 16.30 wib

·         Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono ( 2004 – 2012)
MPR periode 1999-2004 mengamandemen Undang-Undang Dasar 1945 sehingga memungkinkan presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemilu presiden dua tahap kemudian dimenanginya dengan 60,9% suara pemilih dan terpilih sebagai presiden. SBY kemudian tercatat sebagai presiden terpilih pertama pilihan rakyat dan tampil sebagai pesiden ke-6 setelah dilantik pada 20 Oktober 2004 bersama wakil presiden Jusuf Kalla.
Kolusi,Korupsi,dan Nepotisme(KKN)sebagai prioritas penting dalam kepemimpinannya selain kasus terorisme global. Penanggulangan bahaya narkoba,perjudian,dan perdagangan manusia juga sebagai beban berat yang membutuhkan kerja keras bersama pimpinan dan rakyat.
Di masa jabatannya,Indonesia mengalami sejumlah bencana alam. Seperti gelombang tsunami,gempa bumi,dan lainnya. Semua ini merupakan tantangan tambahan presiden yang masih bergelut dengan upaya memulihkan kehidupan ekonomi negara dan kesejahteraan rakyat.
Periode 2004-2009 pemerintahan SBY-Kalla telah menetapkan sasaran pokok pembangunan lima tahun 2004-2009 sebagai berikut:
1.      Menurunkan tingkat pengangguran terbuka dari 9,7 persen dari angkatan kerja (9,9 juta jiwa) di tahun 2004 menjadi 5,1 persen (5,7 jutajiwa)
2.      Pada tahun 2009, mengurangi tingkat kemiskinan dari 16,6 persen dari total penduduk (36,1 juta jiwa) menjadi 8,2 persen (18,8 juta jiwa) di tahun 2009,
3.      Dan untuk menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan tersebut ditargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,6 persen per tahun selama periode 2004-2009.
Sepanjang kepemimpinannya banyak hal yang menunjukan keberhasilan pemerintahan SBY-JK diantaranya :

- Perdamaian di Aceh
- Keamanan nasional yang kondusif
- Kemajuan dibidang politik
Sepanjang pemerintahan SBY,ternyata distribusi sumber daya ekonomi
tidak merata. Tatakeola aset negara yang efisien dan produktif tidak pernah ada. Sumber-sumber ekonomi yang vital dan hasilnya hanya dinikmati oleh segelintir orang kaya. Menaikkan harga BBM merupakan bukti bahwa pemerintah gagal dalam mengelola sumber daya alam dan sebagai bukti bahwa pemerintah tidak bisa mengelola potensi yang ada.
Pada masa pemerintahan SBY – Boediono (2009-2014), memiliki karakteristik pemerintahan yang berbeda dari masa pemrintahan sebelumnya, Periode 2009-2014,  SBY banyak melakukan perubahan kebijakan khususnya di bidang perekonomian antara lain adalah mengganti pola kebijakan perekonomian yang selama ini mengarah ke Amerika Serikat menjadi ke arah China. Satu hal yang paling menonjol dalam pola China adalah agresifitas yang dimulai dalam membangun infrastruktur dan serta langkah nyata dan konsisten tanpa pandang bulu dalam mencegah dan membasmi korupsi. SBY melakukan pembangunan berkelanjutan selama masanya menjabat sebagai presiden 2 kali berturut-turut. Salah satu contoh pembangunan berkelanjutan tersebut adalah kebijakan subsidi BBM, pembentukan perumahan murah bagi rakyat yang akan menampung rakyat miskin yang hidup di kolom jembatan, juga golongan rakyat lain yang belum punya rumah layak, kebijakan moratorium pengangkatan pegawai negeri sipil (PNS) daerah yang dijalankan  dimaksudkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan anggaran, di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005 – 2025 dalam konteks jangka panjang, pembangunaan perdesaan didorong keterkaitannya dengan pembangunan perkotaan secara sinergis dalam suatu wilayah pengembangan ekonomi.
Dari sisi program nasional, Presiden SBY mendorong pengembangan agroindustri padat pekerja di sektor pertanian dan kelautan, sebagaimana kebijakan dana Rp 100 juta per desa untuk program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), program pertanian kawasan transmigrasi, maupun program pengembangan masyarakat pesisir dan kepulauan, serta reformasi agraria untuk meningkatkan akses lahan bagi petani desa. SBY juga telah mendorong pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan kota-kota kecil terdekat. Pengembangan itu didanai oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perdesaan maupun berbagai kegiatan sektoral dari Kementerian daerah, serta peningkatan kesehatan masyarakat.
Meskipun bedasarkan hasil survey LSI tahun 2010 masyarakat mengaku puas, namun ada banyak hal pula yang ternyata menjadi keburukan pemerintahan SBY, antara lain adalah banyaknya kasus besar yang belum tuntas ditangani pemerintah, seperti kasus Bank Century, kasus pembunuhan aktivis HAM Munir, kasus dugaan suap atas Nazaruddin, SBY dianggap tidak memiliki operator politik untuk membantunya menuntaskan masalah. Buruknya kinerja pemerintahan SBY tidak lepas dari sikap Presiden SBY dalam menjalankan pemerintahan yang dinilai lamban dalam mengambil keputusan dan terungkapnya berbagai kasus korupsi yang melibatkan anggota partainya serta orang – orang yang berada dipihak SBY.













Bab III
Penutup

Kesimpulan
Dari tahun 1999 hingga 2012, kehidupan sosial politik Indonesia mengalami perubahan baru. Mulai dari peningkatan demokratisasi di setiap aspek kehidupan,  adanya desentralisasi yang menjadikan negara ini yang dahulu sangat sentralistis, kini menjadi salah satu yang desentralistis. Dalam tatanan pemerintahan, Presiden kini tidak lagi ditentukan oleh MPR melainkan dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilu.
Dalam tahun 1999 hingga 2012, sejumlah kasus kawasan-kawasan terluar negeri mulai menumukan titik terang. Mulai dari wilayah Timor Timur yang kini tidak lagi menjadi bagian dari RI dan Aceh yang diberikan Otonomi Khusus namun masih menjadi bagian dari RI. Kasus korupsipun mewarnai jalannya pemerintahan yang belum terselesaikan sampai saat ini.
Selama 16 tahun Reformasi, masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial masih menjadi masalah besar bagi Indonesia. Walaupun rakyat belum merasa puas dengan kinerja dari beberapa pemimpin dari awal reformasi sampai sekarang namun rakyat masih berharap akan adanya sebuah perubahan yang mendasar yang dapat dirasakan rakyat secara menyeluruh.






Daftar Pustaka
Lesmana M.A., Prof. Dr. Tjipta. 2009. Dari Soekarno sampai SBY : Intrik & lobi Politik Para Penguasa. Jakarta : Gramedia
Kencana Syafiie, Inu, Azhari. 2005. Sistem Politik Indonesia. Bandung : PT.Refika Aditama
Thontowi, Jawahir. 2009.  Penegakkan Hukum & Diplomasi Pemerintahan SBY. Yogyakarta: Penerbit Leutika
Prasojo, Eko. 2009. Reformasi Kedua. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar